tugas portofolio 2 kreativitas dan keberbakatan
TUGAS PORTOFOLIO 2
PENGANTAR KREATIVITAS & KEBERBAKATAN
1PA14
Nama Kelompok :
Karlina Septiyani
Indah Anugrah
Siti Nurhikmah F
I.
Teori pendorong
Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam
perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari lingkungan.
Kreativitas dapat terwujud dengan adanya dorongan dari diri individu (intrinsic)
dan lingkungan (ekstrinsik).
Munandar (2002) menyatakan, pada pribadi yang kreatif,
jika memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang menunjang seperti lingkungan
yang memberikan kesempatan kepada individu untuk menyibukkan diri secara
kreatif, maka akan dapat diprediksikan bahwa produk kreatifitasnya akan muncul.
Cropley (dalam Munandar, 2002) meneliti tentang
hubungan antara tahap proses kreatif Wallas dan produk yang akan dicapai, dari
penelitian tersebut didapatkan hasil perilaku kreatif memerlukan kombinasi
antara ciri-ciri psikologi yang berinteraksi.
Internal
Menurut Rogers (dalam Munandar, 2002) faktor internal
yang dapat membuat individu kreatif adalah adanya keterbukaan terhadap
pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal
locus of evaluation), kemampuan untuk bereksperimen. Ketiga ciri atau
kondisi tersebut merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk
berkreasi.
Eksternal
Rogers (dalam Munandar, 2002) mengatakan bahwa
psikoterapi dapat menciptakan kondisi dimana individu merasa aman dan bebas
psikologinya, hal ini memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif.
Keamanan psikologis
Dapat dibentuk dengan cara :
·Menerima individu apa adanya,
·Memberikan kepercayaan untuk berkreasi dan
berkembang,
·Mendorong pengembangan kreativitas,
·Mengadakan dan mengusahakan evaluasi yang tidak
mengancam dan tersembunyi,
·Memberikan pengertian dan berempati.
Kebebasan psikologis
Dapat dilakukan dengan cara mengizinkan, memberikan
kesempatan untuk dapat dengan bebas dalam mengekspresikan secara simbolis
pikiran, perasaan.
II.
Teori Proses
Kreatif
Teori Wallas
Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang
banyak dikutip ialah teori Wallas yang dikemukakan dalam buku The art of
Thought yang mengatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap yaitu: (1)
persiapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi, (4) verifikasi.
Pada tahap pertama, seseorang mempersiapkan diri untuk
memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada
orang, dan sebagainya.Pada tahap kedua, kegiatan
mencari dan menghimpun data atau informasi tidak dilanjutkan oleh individu.Tahap
inkubasi ialah tahap di mana individu seakan-akan melepaskan diri sementara
dari masalah tersebut, tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi
menaruhnya ke alam pra sadar.Tahap iluminasi ialah tahap timbulnya “insight”
dimana timbul inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis
yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru.Tahap
verifikasi atau tahap evaluasi ialah tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut
harus diuji terhadap realitas memerlukan pemikiran yang kritis dan konvergen.
Teori Belahan otak kanan dan kiri
Proses pemikiran untuk menyelesaikan masalah secara
efektif melibatkan otak kiri atau otak kanan dengan mengombinasikan pemikiran
logis dan kreatif dimana otak kiri memainkan peranan dalam pemrosesan logika,
kata-kata, matematika, sedangkan otak kanan berurusan dengan irama, rima,
musik, gambar, dan imajinasi
Bagan Proses Pimikiran Otak
Otak Kiri
|
Otak Kanan
|
Vertikal
Kritis
Strategis
Analistis
|
Lateral
Hasil
Kreatif
|
Keterangan:
Berpikir Vertikal
Adalah Suatu proses bergerak selangkah demi selangkah
menuju tujuan.
Berpikir Lateral
Adalah melihat permasalahan dari beberapa sudut atau
aspek.
Berpikir Kritis
Adalah berlatih atau memasukkan penilaian atau
evaluasi yang cermat.
Berpikir Analitis
Adalah proses memecahkan masalah atau gagasan dengan
mengujinya, melihat kecocokan gagasan, dan mengeksplorasi gagasan, serta
mengombinasikan dengan cara-cara yang baru.
Berpikir Strategis
Adalah mengembangkan strategi khusus untuk perencanaan
dan arah operasi-operasi skala besar dengan melihat proyek dari beberapa aspek.
Berpikir tentang Hasil
Adalah meninjau tugas dari perspektif solusi yang
dikehendaki.
Berpikir Kreatif
Adalah memecahkan masalah dengan menggunakan kombinasi
dari semua proses
III.
TEORI PRODUK KREATIF
a.
Hukum paten dalam Penilaian Produk Penemuan
Hukum paten AS mempertimbangkan
unsur-unsur berikut dalam memberikan hak paten:
Kegiatan intelektual yang bermutu
Gagasannya jelas
Jumlah eksperimentasi penting
Telah mengalami kegagalan
Berguna dan merupakan kemajuan
Kreatif
Harus
memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi
Patokan dari
hokum paten cukup membantu,tetapi tidak spesifik untuk penilaian secara ilmiah
dibutuhkan perangkat criteria yang disetujui untuk menilai produk kreatif dan
kemampuan kreatif.
b.
Bassemer dan Treffirger
Menyarankan
produk kreatif digolongkan jadi 3 kategori :
1.
Kebaruan (novelty)
Kebaruan
: sejauh mana produk itu baru dalam hal jumlah dan luas proses yang baru,
teknik baru, konsep baru, produk kreatif dimasa depan .
Produk
itu orisinil : sangat langka diantara produk yang dibuat orang dengan
pengalaman dan pelatihan yang sama, juga menimbulkan kejutan dan juga dapat
menimbulkan gagasan produk orisinil lainnya .
2.
Pemecahan (resolution)
Menyangkut
derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan untuk mengatasi masalah .
Ada 3
kriteria dalam hal ini :
–
Produk harus bermakna
–
Produk harus logis
–
Produk harus berguna(dapat diterapkan secara praktis)
3.
Keterperincian (elaboration) dan sintesis
Dimensi
ini merujuk pada derajat sejauh mana produk itu menggabungkan unsur-unsur yang
tidak sama / serupa menjadi keseluruhan yang canggih dan koheren .
Ada 5
kriteria untuk dimensi ini :
–
Produk itu harus organis (mempunyai arti dalam penyusunan produk)
–
Elegan yaitu canggih (mempunyai nilai lebih dari yang tampak)
–
Kompleks yaitu , berbagai unsur dapat digabung pada satu tingkat atau lebih
–
Dapat dipahami secara jelas
–
Menunjukkan keterampilan atau keahlian
Produk
itu tidak perlu menonjol dalam semua kriteria .
c.
Model Penilaian Kreativitas dalam mengarang :
Kelancaran
Jumlah kata yang saya gunakan dalam tulisan saya
berjumlah 1.129 kata. Untuk poin pertama ini, saya memperoleh skor 5, karena
karangan saya lebih dari 200 kata
Kelenturan (fleksibilitas)
Fleksibilitas struktur
kalimat dalam konten karangan saya:
· Ragam
bentuk kalimat :
Kalimat yang digunakan dalam karangan ini terdiri dari
beberapa bentuk “Pada saat saya duduk di SD, saya sangat suka menggambar,
terutama gambar-gambar manga (komik)”. (skor 1)
· Keragaman
dalam menggunakan kalimat :
Kalimat deklaratif : “Ayah saya berprofesi sebagai
dosen, dan guru SLB. Ibu saya merupakan seorang konselor HIV/AIDS di Klinik
Kartika Rumkit Kesdam Medan”. (skor 1)
Kalimat Tunggal: “Kami memanggilnya ‘Petong’”.
(skor 1)
Kalimat Langsung: “Biarkan saja, namanya
juga anak band” ucap ayah saya. (skor 1)
· Keragaman
dalam panjang kalimat : (skor 1)
Kalimat panjang (lebih dari 10 kata)
“Saya suka mencoreti belakang buku saya, bahkan saya
juga memanfaatkan jatah buku baru yang diberikan oleh orang tua saya, untuk
saya jadikan sebuah buku komik”. (25 kata)
Kalimat singkat (kurang dari 5 kata)
“Kami memanggilnya ‘Petong’”.
Kelenturan dalam Konten atau
Gagasan
· Imajinasi:
Saya cukup mampu mengembangkan topik karangan (skor 1)
· Fantasi:
Tidak ada pertimbangan dimensi fantasi pada karangan, sebab karangan ini
berisikan fakta. Karangan ini merupakan analisis diri menggunakan teori. (skor
1)
Keaslian (originalitas)
· Orisinalitas
dalam tema: Tema dan topik karangan cukup lazim digunakan (skor 0)
· Orisinalitas
dalam pemecahan atau akhir cerita: Karangan pasti akan menceritakan akhir yang
berbeda-beda pada tiap orang, walaupun tema sama. Karena karangan dianalisis
berdasarkan pandangan masing-masing (skor 1)
· Humor:
Tidak ada aspek yang menggelikan dalam karangan ini (skor 0)
· Menggunakan
kata atau nama baru untuk mengungkapkan suatu konsep. (skor 1)
“Bahkan ibu saya menyebut saya ‘bertelor’”
· Orisinalitas
dalam gaya penulisan. Sama seperti poin orisinalitas dalam pemecahan atau akhir
cerita, tentu saja gaya penulisan dalam setiap karangan berbeda-beda. (skor 1)
Kerincian (elaborasi,
kekayaan): mampu menghias cerita agar tampak kaya.
· Mengungkapkan
ekspresi; hidup dan menarik. (skor 1)
· Emosi;
mampu mengungkapkan perasaan. (skor 1)
· Empati;
secara eksplisit mengungkapkan perasaan dalam penggambaran tokoh utama. Ini
menjadi mudah, karena karangan ini memang menceritakan pengalaman pribadi.
(skor 1)
· Unsur
pribadi. Saya melihat diri saya dalam kejadian untuk mengungkapkan pendapat dan
pengalaman pribadi. (skor 1)
· Percakapan:
kalimat naratif langsung dengan menggunakan tanda kutip (skor 1)
saya ingat apa ucapan ayah saya: “Biarkan saja,
namanya juga anak band”
Total Skor: 20
B.
Keberbakatan
dan Kreativitas
1. Pengertian
Keberbakatan dan Kaitannya dengan Pengertian Kreatifitas
a. Pengertian
Keberbakatan
Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang
melekat (inherent) dalam diri seseorang, merupakan bawaan sejak lahir dan
terkait dengan struktur otak. Definisi Columbus Group, bakat adalah
'asynchronous development', yakni kemampuan kognitif di atas rata-rata,
mempunyai intensitas kuat yang dipadu dengan pengalaman dan kesadaran diri yang
secara kualitatif berbeda dengan orang normal. Renzulli (1981), bakat merupakan
gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan
keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan, kreativitas, dan tanggungjawab.
Menurut Tedjasaputra, MS (2003), bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu
pendidikan dan latihan memungkinkan mencapai kecakapan, pengetahuaan dan
keterampilan khusus.
Menurut Widodo Judarwanto 2007, keberbakatan adalah
kemampuan intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan
intelektual musik, matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi,
bahasa, olahraga dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya
yang kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya. Menurut Galton 2002,
kebeberbakatan merupakan kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari
kombinasi sifat-sifat yang meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat,
dan unjuk kerja.
Menurut Renzulli 2002, keberbakatan merupakan
interaksi antara kemampuan umum dan/atau spesifik, tingkat tanggung jawab
terhadap tugas yang tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi. Menurut
Clark (1986), keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar
biasa, yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh
lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan
kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup.
Dilihat dari sudut pandang berdimensi ganda,
keberbakatan adalah kemampuan unjuk kerja yang tinggi di dalam aspek
intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan, atau bidang akademik tertentu. Dalam
konsep luas dan terpadu, keberbakatan merupakan kecakapan intelektual superior,
yang secara potensial dan fungsional mampu mencapai keunggulan akademiak di
dalam kelompok populasinya dan atau berbakat tinggi dalam bidang tertentu,
seperti matematika, IPA, seni, musik, kepemimpinan sosial dan perilaku kreatif
tertentu dalam interaksidengan lingkungan dimana kecakapan dan unjuk kerjanya
itu ditampilkan secara konsisten.
Anak berbakat didefinisikan oleh USOE (United States
Office of Education) sebagai anak-anak yang dapat membuktikan kemampuan
berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, kreatif,
artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik spesifik, dan mereka yang
membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama dengan yang disediakan di
sekolah sehubungan dengan penemuan kemampuan-kemampuannya.
Karakteristik anak berbakat adalah :
· Memiliki
tingkat inisiatif, imajinasi dan kreatifitas yang juga demikian tinggi.
· Namun
sebaliknya dibalik kelebihan itu seringkali disertai penyimpangan beberapa
perilaku seperti gangguan sosialisasi, emosi tinggi dan labil, agresifitas
tinggi, gangguan konsentrasi, impulsifitas tinggi, gangguan tidur, hiperaktif
dan beberapa gangguan perilaku lainnya.
· Rasa
tidak puas yng beralasan, yang bagi anak-anak lain puas/menerima begitu saja
akan hal-hal ilmiah.
· Kemauan
untuk bekerja sendirian dalam jangka waktu yang lama.
· Kemampuan
melihat adanya hubungan di antara bermacam-macam unsur dalam satu situasi tertentu.
· Kemampuan
yang tinggi di bidang matematika, membaca, mengungkapkan ide-ide scienci,
menggenerelisasikan hal-ihwal, berpikir kuantitatif.
Renzulli menarik kesimpulan bahwa yang menentukan
keberbakatan seseorang pada hakikatnya adalah tiga kelompok ciri-ciri sebagai
berikut:
· Kemampuan
di atas rata-rata
· Kreativitas
tinggi
· Pengikatan
diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task commitment)
Di Indonesia pendidikan keberbakatan menempati
posisi penting dan mendapatkan legitimasi hukum. Banyak kebijakan pemerintah
yang berbentuk UU,Perpu,PP dan lain sebaginya yang pada intinya mengatur
tentang pendidikan khusus bagi masyarakat. Imbas dari hal itu dapat dilihat
dari beberapa formulasi-formulasi yang melahirkan gagasan tentang pendidikan
bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, diantaranya anak-anak berbakat
yang dalam perkembangannya, hal itu terwujud dalam bentuk-bentuk pendidikan
alternative semisal homeschooling,sekolah khusus dan lain-lain.
b. Hubungan
pengertian keberbakatan dengan kreatifitas
Pengertian Kreativitas :
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk
karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah
ada sebelumnya dengan menekankan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan
kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan
cerminan kemampuan operasional anak kreatif.
Definisi Kreativitas
· Kreativitas
adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, dalam bentuk suatu
gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock
dalam Basuki, 2010).
· Proses
kreatif adalah munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari
keunikan individu, dan dari pengalaman yang menekankan pada produk yang baru,
interaksi individu dengan lingkungannya atau kebudayaannya (Rogers dalam
Basuki, 2010).
· Kreativitas
adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam
berbagai aspek kehidupannya dengan tujuan menikmati kualitas kehidupan yang
semakin baik (Alvian dalam Basuki, 2010).
· Kreativitas
adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas)
dan originalitas dalam berfikir (Munandar dalam Basuki, 2010).
· Definisi
Kreativitas menurut Clark (dalam Basuki, 2010) :
Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang
spesialisasi belahan otak,mengemukakan : “Kretivitas merupakan ekspresi
tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua
fungsi dasar manusia yaitu : berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic
function of thingking, feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark
1986).
Menurut Hurlock kreativitas menekankan pembuatan
sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan Munandar menyebutkan kreativitas
adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru yang mencerminkan kelancaran,
keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk
mengkombinasikan suatu gagasan. Evans juga menjelaskan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk menemukan hubungan-hubungan baru, untuk melihat suatu obyek
dari perspektif baru, dan untuk membentuk kombinasi baru dari dua atau lebih
konsep yang sudah ada dalam pikiran. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut
peneliti dapat menyimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
menemukan hubunganhubungan baru dan membuat kombinasi-kombinasi baru yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir sehingga
dapat menciptakan sesuatu yang baru. Dalam hal ini sesuatu yang baru tidak
berarti sebelumnya tidak ada, akan tetapi sesuatu yang baru ini dapat berupa
sesuatu
Komentar
Posting Komentar